Teknologi

Microsoft Hentikan Layanan Cloud untuk Militer Israel Akibat Dugaan Pengawasan Warga Palestina

IIstiyanto
20 views
Microsoft Hentikan Layanan Cloud untuk Militer Israel Akibat Dugaan Pengawasan Warga Palestina

Microsoft Hentikan Layanan Cloud untuk Militer Israel Akibat Dugaan Pengawasan Warga Palestina

Microsoft telah mengambil langkah tegas dengan memutus akses Kementerian Pertahanan Israel terhadap sebagian teknologi dan layanannya. Keputusan krusial ini diambil setelah penyelidikan internal yang dilakukan oleh raksasa teknologi tersebut menemukan indikasi kuat bahwa organisasi militer itu diduga menggunakan teknologi Microsoft untuk menyimpan data pengawasan terhadap panggilan telepon yang dilakukan oleh warga Palestina. Insiden ini menyoroti kembali komitmen Microsoft terhadap kebijakan privasi dan etika penggunaan teknologi.

Penangguhan Layanan Azure dan AI

Pada hari Kamis, Microsoft secara resmi mengumumkan keputusannya untuk “menghentikan dan menonaktifkan” langganan tertentu yang digunakan oleh militer Israel. Penangguhan ini secara spesifik memengaruhi layanan penyimpanan cloud Azure dan beberapa layanan kecerdasan buatan (AI) tertentu. Langkah ini menunjukkan keseriusan Microsoft dalam menegakkan standar globalnya terkait penggunaan produk dan layanannya.

Kebijakan Ketat Microsoft Terhadap Pengawasan Massal

Brad Smith, Wakil Ketua dan Presiden Microsoft, menegaskan sikap perusahaan dalam sebuah postingan blog. “Kami tidak menyediakan teknologi untuk memfasilitasi pengawasan massal warga sipil,” tulis Smith. Ia menambahkan bahwa prinsip ini telah diterapkan secara konsisten di setiap negara di seluruh dunia selama lebih dari dua dekade. Microsoft juga telah menjelaskan secara publik pada 15 Agustus bahwa ketentuan layanan standarnya melarang penggunaan teknologi mereka untuk pengawasan massal warga sipil. Menurut laporan The Guardian, Microsoft telah memberitahukan keputusan ini kepada Israel pada pekan lalu.

Investigasi Internal dan Peran Media

Keputusan penghentian layanan ini merupakan tindak lanjut dari tinjauan berkelanjutan Microsoft yang dimulai sejak Agustus. Penyelidikan internal ini dipicu oleh sebuah laporan dari The Guardian yang mengungkap dugaan penggunaan teknologi Microsoft.

Penemuan Unit 8200

Laporan The Guardian menyatakan bahwa Unit 8200, sebuah unit intelijen militer elit Israel, menggunakan penyimpanan cloud Azure untuk menampung data panggilan telepon yang diperoleh melalui pengawasan terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Dalam postingan blognya, Smith mengakui dan mengapresiasi laporan awal The Guardian, menyatakan bahwa tanpa laporan tersebut, Microsoft tidak akan mengetahui dan menyelidiki masalah ini, mengingat hak privasi pelanggan yang tidak memungkinkan mereka mengakses konten pengguna. Smith juga menekankan pentingnya perlindungan privasi bagi karyawan, yang ia sebut sebagai nilai bisnis yang krusial untuk membangun kepercayaan pelanggan.

Perusahaan menyatakan bahwa tinjauan atas masalah ini masih berlangsung, namun menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut kepada TechCrunch mengenai detail yang masih dalam proses peninjauan.

Reaksi dan Kontroversi Internal

Selama setahun terakhir, Microsoft telah menghadapi kritik tajam dari karyawan dan pihak luar terkait keterlibatannya dengan Israel. Protes mengenai hubungan Microsoft dengan Israel bahkan pecah pada perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan pada bulan April. Pada bulan Agustus, sejumlah karyawan melakukan aksi duduk di kantor Smith, yang berujung pada penguncian area tersebut.

Perusahaan juga diketahui telah memecat beberapa karyawan dalam beberapa bulan terakhir karena aktivisme mereka yang berkaitan dengan kontrak Microsoft dengan Israel. Situasi ini menunjukkan adanya ketegangan internal dan eksternal yang signifikan terkait kebijakan dan praktik bisnis Microsoft di wilayah konflik.

Comments (0)

Leave a Comment

Be the first to comment!