Nano Banana Gemini 2.5: Tren AI Picu Booming di India!
Model pembangkit gambar Google, Nano Banana (resmi bernama Gemini 2.5 Flash Image), telah menjadi fenomena global sejak diluncurkan bulan lalu. Namun, di India, model ini memicu kreativitas yang luar biasa, dengan potret retro dan tren lokal yang viral—meski kekhawatiran privasi dan keamanan mulai muncul.
David Sharon, pemimpin generasi multimodal untuk Gemini Apps di Google DeepMind, mengungkapkan bahwa India menjadi negara dengan pengguna Nano Banana terbanyak. Popularitas Nano Banana juga telah mendorong aplikasi Gemini ke puncak tangga aplikasi gratis di App Store dan Google Play di India, bahkan menduduki puncak tangga aplikasi global.
Melihat skala pasar smartphone dan populasi online India yang besar, bukanlah kejutan jika negara ini memimpin adopsi. Namun, yang menarik perhatian Google bukan hanya jumlah pengguna, tetapi bagaimana mereka menggunakan Nano Banana. Jutaan warga India berinteraksi dengan model AI ini dengan cara yang unik, kreatif, dan tak terduga.
Salah satu tren menonjol adalah penggunaan Nano Banana untuk menciptakan kembali penampilan retro terinspirasi Bollywood tahun 1990-an. Pengguna membayangkan penampilan mereka di era tersebut, lengkap dengan busana, gaya rambut, dan riasan khas periode itu. Tren ini unik bagi India. Variasi lain adalah tren yang disebut “AI saree,” di mana pengguna menghasilkan potret bergaya vintage diri mereka sendiri mengenakan pakaian tradisional India. Tren lokal lainnya adalah pembuatan swafoto di depan pemandangan kota dan landmark ikonik, seperti Big Ben dan bilik telepon retro Inggris.
Pengguna India juga bereksperimen dengan Nano Banana untuk mengubah objek, menciptakan efek perjalanan waktu, dan bahkan membayangkan diri mereka sebagai perangko retro. Beberapa tren ini memang tidak berasal dari India, tetapi negara tersebut berperan penting dalam mempopulerkannya secara global. Salah satu contohnya adalah tren figurin, di mana orang menghasilkan versi mini diri mereka sendiri, seringkali menempatkannya di depan layar komputer. Tren ini dimulai di Thailand, menyebar ke Indonesia, dan menjadi global setelah mendapatkan daya tarik di India.
Selain Nano Banana, Google juga mengamati tren pengguna India yang memanfaatkan model pembangkit video AI Veo 3 di aplikasi Gemini untuk membuat video pendek dari foto lama kakek-nenek dan buyut mereka. Semua ini telah mendorong popularitas Gemini di App Store dan Google Play di India. Antara Januari dan Agustus, aplikasi ini rata-rata diunduh 1,9 juta kali per bulan di India—sekitar 55% lebih tinggi daripada di AS. Meskipun India memimpin dalam jumlah unduhan, negara ini tidak memimpin dalam pembelian dalam aplikasi. Namun, India mencatat pertumbuhan pengeluaran bulanan sebesar 18%, jauh di atas rata-rata global. Terlepas dari popularitasnya, kekhawatiran tentang privasi data pengguna tetap ada. Google sendiri telah menerapkan watermark dan teknologi SynthID untuk menandai gambar yang dihasilkan oleh Nano Banana.
Google juga sedang menguji platform deteksi untuk membantu mengidentifikasi gambar yang dibuat menggunakan model AI mereka. Meskipun masih dalam tahap awal, Google terus berupaya meningkatkan fitur keamanan dan privasi Nano Banana berdasarkan masukan dari pengguna dan pakar. Kesimpulannya, Nano Banana telah menunjukkan potensi besar dalam mendorong kreativitas dan inovasi, khususnya di India. Namun, penting untuk terus memantau dan mengatasi masalah privasi dan keamanan yang terkait dengan teknologi AI pembangkit gambar ini.